Minggu, 23 November 2008

INHAR di Newsletter Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia (APSI)

http://www.apsi-himpsi.org/Profil-Psikolog/Rita-Fadillah-Psi.php

Ibu Rita Fadilah Psi. yang mengelola SMP IT Insan Harapan Tangerang sejak tahun 2004 memiliki keprihatinan yang tinggi tentang materialisme pada masyarakat Indonesia.

Untuk sekolah yang menjadi tanggung jawabnya, Ibu Rita melakukan berbagai upaya nyata untuk mencegah dan mengurangi efek meterialisme, dengan bergerak dan membuat program pada tingkat siswa, guru dan juga orangtua.

Untuk tingkat siswa, ibu Rita bergerak mulai dari tingkat pemikiran. Para siswa diarahkan untuk memiliki tujuan hidup adalah untuk ibadah. Secara konsep, ia selalu mengingatkan mereka akan hal itu.

Tidak hanya itu, untuk mencegah materialisme di tingkat guru, dibuat pagar-pagar pembatas agar tidak terjadi penyimpangan di sekolah yang dikelolanya, seluruh guru dilarang memberi les, karena di banyak sekolah lain terjadi berbagai bias pemberian nilai karena masalah ini. Masalah penjualan buku yang marak menjadi ajang komersialisasi pendidikan juga ditangani langsung oleh pihak sekolah secara terpusat. Diskon yang biasa diberi penerbit langsung masuk ke kas sekolah. Semua anak membeli buku dari bagian Tata Usaha, dengan buku-buku yang dipilih secara efisien untuk dipakai oleh guru dan siswa.

Seluruh guru diseleksi secara teliti tentang visi sosial mereka, dedikasi mereka terhadap pendidikan, dan integritas kepribadian mereka. Sehingga mereka bekerja tidak semata untuk mencari nafkah tapi untuk aktualisasi diri, sehingga potensi mereka akan keluar secara optimal.

Di sekolahnya juga seluruh siswa dilarang membawa HP, kecuali untuk acara luar sekolah seperti lomba atau studi tour. HP akan disita hingga akhir tahun atau hingga siswa itu lulus.

Hal yang dianggap keras ini ternyata memiliki banyak cerita. Para siswa sendiri mersa terganggu oleh keberadaan HP mereka. Gangguan sms sewaktu belajar membuat prestasi mereka turun. Seorang siswa cerdas yang berpuasa untuk menabung membeli HP berakhir menjual lagi HPnya karena merasa terganggu.

Bu Rita menambahkan suatu saran anti materialisme antara lain dengan cara memberikan pada mereka penghargaan dalam dua jenis, bukan hanya untuk yang mencapai nilai tertinggi, tapi juga untuk usaha terbaik. Untuk setiap tingkatan kelas, diberikan 32 penghargaan, 2 penghargaan untuk tiap bidang studi, 16 penghargaan untuk nilai tertinggi, dan 16 penghargaan untuk usaha terbaik.

Hal ini juga dilakukan untuk mencegah agar anak tidak terorientasi pada nilai angka semata, yang merupakan bagian dari materialisme, tapi juga nilai usaha yang lebih penting.

Hadiah yang diberikan pada anak juga bukan berupa benda, tapi berupa piagam, agar siswa lebih memahami nilai dari sebuah penghargaan.

1 komentar:

Yanti Desvita mengatakan...

Dukungan penuh untuk perjuangan Bu Rita, semoga segala yang telah dan akan diupayakan senantiasa bernilai ibadah dan memberi efek positif bagi perkembangan fisik, mental, spiritual dan intelektual siswa/i SMPIT Insan Harapan...Amiin