Sabtu, 05 Februari 2011

Mari Memilih Sekolah yang Terbaik untuk Anak

Para orang tua yang memiliki anak kelas 6 atau kelas 9, ... mulai gelisah sejak awal tahun pelajaran. Wah... sekolah mana yang harus dipilih..? Sekolah Negeri atau Swasta?
Kalau pilihan Sekolah Negeri ataupun Swasta perlu diperhatikan pertimbangan-pertimbangan sbb:

  1. Persyaratan yang diminta sekolah yang dituju, apakah dapat dipenuhi anak kita?
  2. Kurikulum yang diterapkan di sekolah yang dituju, sesuaikah dengan kebutuhan anak kita (sesuai dengan target dan cara kita mendidik)?
  3. Pola pembiasaan kultur sekolah yang ditanamkan sesuaikah dengan pola pembiasaan yang ingin kita terapkan kepada anak kita?
  4. Sudah sesuaikah antara upaya guru untuk mengontrol terlaksananya kultur sekolah yang ingin dibangun sekolah tersebut dengan kultur yang terucap/tertulis?
  5. Prestasi siswa sekolah yang dituju, apakah bisa eksis dibandingkan sekolah di sekitarnya?
  6. Apakah biaya pendidikan yang ditetapkan terjangkau atau tidak?
  7. Apakah jarak antara rumah dan sekolah dapat dijangkau kondisi fisik anak kita?

Point 1. Carilah persyaratan daftar sekolah sesuai dengan kondisi real anak kita, antara lain tentang nilai minimal, ranking dll. Hindari mendaftarkan anak kita masuk ke suatu sekolah dengan "LETJEN" bukan letnan jenderal tapi.... "LEWAT JENDELA" alias tidak resmi, alias memaksa, alias menyuap.
Bahaya "LETJEN" antara lain dapat beresiko terhadap pembentukan / perkembangan sikap mental anak kita.

Sabtu, 05 September 2009

PMA (Penanaman Modal Akhirat)

PEMBEBASAN TANAH untuk PENGEMBANGAN FASILITAS PENDIDIKAN SMP IT INSAN HARAPAN.

LATAR BELAKANG

Yayasan Insan Harapan Umat saat ini membina dan menaungi SMP IT Insan Harapan. Saat ini SMP IT Insan Harapan menampung sekitar 200 siswa yang terdiri atas 8 (delapan) kelas. Adapun lahan yang digunakan saat ini statusnya adalah tanah waqaf seluas kurang lebih 3500 m2, sedangkan yang digunakan untuk sarana gedung adalah sekitar 1500 m2. 

Aktivitas siswa-siswa sehari-hari di lingkungan sekolah menuntut ketersediaan ruang bebas yang semakin luas sehingga kreativitas mereka akan semakin berkembang dengan optimal. Untuk itulah diperlukan tambahan lahan. Di atas lahan ini pula insya Allah akan didirikan MASJID yang akan menjadi salah satu tempat kegiatan primer siswa-siswa selain di ruang kelas maupun laboratorium. 

PERUNTUKAN

Pengembangan sarana sekolah yang salah satunya adalah untuk pembangunan masjid.

LUAS DAN LOKASI TANAH

Luas tanah yang akan dibebaskan adalah 1506 m2 yang terbagi menjadi 3 sertipikat hak milik atas nama Ny. Indah Natawidjaya. Berlokasi disisi barat lokasi SMPIT Insan Harapan. 

Harga Tanah

Harga Tanah+fee = Rp. 500.000.000
Pengurusan Aspek Legal formal = Rp. 25.000.000

Dengan demikian harga per meter-perseginya adalah: Rp. 350.000 (dengan pembulatan)


PEMBAYARAN/CARA PEROLEHAN :

A. Waqaf

  1. Waqaf Perorangan/Lembaga

  2. Para muwaqif membeli tanah dimaksud dalam jumlah tertentu dan kemudian diwaqafkan kepada Yayasan Insan Harapan Umat. 
  3. Waqaf Jamaah (kolektif)

  4. Beberapa orang berjamaah membeli tanah yang dimaksud dan kemudian diwaqafkan kepada Yayasan Insan Harapan Ummat

B. Pinjaman Lunak Perorangan/lembaga non Bank
Yayasan Insan Harapan Umat meminjam dana kepada perorangan ataupun lembaga bukan bank dengan kompensasi dan waktu pengembalian yang disepakati bersama.

C. Pinjaman ke Bank
Pinjaman ke Bank adalah merupakan pilihan terakhir yang tidak diprioritaskan dan baru akan dilakukan apabila seluruh pilihan di atas tidak dapat dilakukan. 

KEPANITIAAN

Penasehat : Prof. DR H. Mohammad Ardani, MA
Mutammimul Ula, SH

Pelindung : Ketua Yayasan Insan Harapan Ummat

Ketua : H. M. Rifai Muslih
Sekretaris : Jonni Prawira
Bendahara : Pardi
Sie Waqaf : H. Sulistyoso GS


CONTACT PERSON
1. H Sholihin (HP 08128569402, e-mail sholihin@batan.go.id)
2. H M. Rifai M (HP 08159008816, e-mail rifai@batan.go.id)
3. H Sulistyoso GS (HP 08161139462, e-mail sulistioso@gmail.com)

SAYA SEBAGAI SAKSI BISU (4/4)

Tahun

SAYA SEBAGAI SAKSI BISU (3/4)

Tahun

saya sebagai saksi bisu (2/4)

Pada semester ke 2 tahun 2005, badan saya masih tetap dua ruangan. Pada waktu tersebut, Kepala Sekolah, Bapak Istar Abadi, mempunyai tugas lain yang sulit ditinggalkan. Akhirnya pengurus Yayasan mengangkat psikolog sekolah volunteer, Ibu Rita, sebagai Wakil Kepala Sekolah (wakasek). 

Wakasek dengan segala keterbatasannya berusaha melaksanakan amanah tersebut. Dia mulai ikut berpikir bagaimana penerimaan siswa baru dan pembangunan ruang tambahan tahun pelajaran 2005/2006. Untuk peralatan dan operasional proses belajar-mengajar beberapa donatur memberikan donasinya. Namun ketika bulan-bulan terakhir menjelang tahun pelajaran baru, dana betul-betul macet. Pembangunan untuk memperluas badan saya dihentikan. Wakasek sangat bingung ... namun alhamdulillah dia dapat pinjaman lunak soft loan untuk menyelesaikan badan saya hingga menjadi 4 ruangan 7m x 8m dan 1 ruangan 3m x 8m. Bapak Mujahid Afandi, Bapak Khudlori, Bapak T. Sihite, Bapak Karim, dll banyak memberikan suntikan dana hingga proses pendidikan berjalan dengan baik, dengan segala suka-dukanya.

Menjelang Tahun Pelajaran 2005/2006, pengurus Yayasan bersepakat untuk meminta Wakasek menjadi Kepala Sekolah. Semula Ibu Wakasek keberatan dengan beratnya amanah yang akan ditanggung, namun akhirnya dengan didukung oleh suaminya, dia menyanggupi dengan catatan Yayasan harus mendukung penyelenggaraan proses pendidikan sesuai dengan prinsip paedagogis dan psikologis. Pihak Yayasan pun menyetujui.

Sepanjang tahun 2005 Ketua Yayasan dengan dibantu Bapak Jonni dan Bapak Basuki mengupayakan izin operasional yang diajukan Yayasan ke Departemen Pendidikan Nasional. Dan alhamdulillah dengan tak disangka-sangka ... bulan Desember 2005 SMP IT Insan Harapan (Inhar) mendapat izin operasional.
Alhamdulillaahirabbil'aalamiin. Allah Maha Pengasih dan Penyayang.

Menjelang Tahun Pelajaran 2006/2007, terjadi keadaan yang memprihatinkan. Sekitar bulan Pebruari 2006, hujan lebat mengguyur saya. Dini hari tersebut Bapak Sidik sebagai penjaga malam menelepon Bapak Basuki dan Bapak Sholihin mengabarkan bahwa hujan lebat tersebut mengakibatkan badan saya kemasukan air. Dari jalan yang lebih tinggi daripada fondasi untuk menopang badan saya mengalirlah air masuk ke dalam ruang kelas setinggi 7 cm. Wah... betapa nelangsanya... komputer ada yang terletak di lantai, buku-buku, arsip-arsip kena air.

Tahun ke tiga TP 2006/2007 dengan suasana begini apakah ada yang tertarik untuk bersekolah? Kualitas pendidikan belum jelas terlihat karena belum ada lulusan dan para siswa Inhar masih harus menginduk ke SMP negeri terdekat.

Tahun ke tiga adalah tahun terberat... siswa angkatan pertama akan mengikuti ujian nasional ... tahun ini pula akan terukur kualitas pendidikan di Inhar.

(bersambung)

SAYA SEBAGAI SAKSI BISU (1/4)

Pada Tahun 2003 Prof. Dr. Muhammad Ardani, MA , guru besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menyerahkan 3500 m2 tanah miliknya untuk diwaqafkan. Beberapa alumni Perguruan sebuah sekolah di Solo akhirnya bersepakat membentuk Yayasan. Pengurus Yayasan tersebut kemudian bersepakat untuk menyelenggarakan Pendidikan SMP yang diberi nama SMP IT Insan Harapan (Inhar). Katanya proses belajar di SMP ini akan mengandalkan teknologi informasi sebagai media utama. Jadi bila ada orang mengatakan IT = Information of Technology bisa... Islam Terpadu juga bisa. Di Inhar ini, nguping dari para pendiri sekolah, akan dibiasakan semua civitas academica senantiasa menjaga wudhu, melaksanakan tadarus tiap sebelum belajar, serta shalat dhuha.

14 Februari 2004 adalah hari lahir saya. Di atas tanah waqaf inilah saya didirikan. Dari berbagai sumber sumbangan dikumpulkan untuk membuat badan saya... dan jadilah saya dibuat dua ruangan. Mungkin orang-orang mengernyitkan keningnya... apa bisa jadi sekolah pilihan masyarakat? Tubuh saya hanya dapat menampung sedikit orang dengan fasilitas terbatas pula. Banyak yang meragukan kualitas pendidikan di SMP yang menggunakan saya, gedung yang hanya 2 (dua) ruangan. 

Pada hari-hari terakhir penutupan pendaftaran hanya ada 5 (lima) pendaftar... wah para Pengurus Yayasan rapat serius... namun niat menyelenggarakan pendidikan pada tahun pelajaran 2004/2005 tidak dibatalkan. Lanjutkan...! Kepala Sekolahnya adalah Bapak Istar Abadi seorang yang memiliki visi pendidikan modern. Motto SMP tersebut adalahBERAKHLAQUL KARIMAH, BERWAWASAN TEKNOLOGI, BERPIKIR GLOBAL. sedangkan Visinya adalah Terwujudnya sebuah sekolah yang berperan sebagai pusat rujukan dalam sistem pembelajaran

Selanjutnya dibuatlah brosur untuk disebarkan ke sekitar Tangerang oleh Bapak Basuki dan Bapak Fauzi yang belum mengenal daerah Tangerang. Bersamaan dengan itu, diadakanlah seleksi guru oleh psikolog alumnus UGM. Lalu... terpilihlah beberapa guru yang memenuhi persyaratan sebagai guru SMP IT Insan Harapan. Bapak Muhammad Anwari, Bapak Irwan Faisal Fathan Farhani, Ibu Fatnu Siam Sriwatik Rahayu, Ibu Rafiqa Anindita, adalah sebagai guru angkatan pertama dibantu oleh guru-guru yang tidak tetap berjumlah sekitar 16 orang. Siswa angkatan pertama berjumlah 18 orang. Jadi 1 : 1,2 ... 

Proses belajar-mengajar berlangsung dengan serius. Walau siswa cuma sedikit, dengan fresh teacher pula, alhamdulillah tidak satupun yang mengelola sekolah ini yang santai-santai saja. Semua yang terlibat sungguh-sungguh melaksanakan amanahnya baik dari Kepala Sekolah, Administrasi, Guru, maupun psikolog sekolahnya. Bahkan Ketua Yayasan, Bapak H. Sholihin seringkali datang pagi untuk mengepel teras. Masya Allah. 

(bersambung)

Kamis, 23 April 2009

Mohon Do'a.. untuk Team OSN INHAR

Pada hari Selasa 22 April 2009, Anbar Firdaus, Muhammad Alfikri, Muslih Hakim ditemani Ibu Kepala Sekolah berangkat menuju SMP Negeri 1 Curug sebagai tempat Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Kabupaten (Tangerang).

Pukul 05.30 Anbar disusul 10 menit kemudian Muslih sudah berada di rumah Bu Rita,  kemudian ketiganya berangkat dan Fikripun bergabung di mobil Peugeot 306 meluncur menuju Curug.

Alhamdulillah perjalanan lancar karena masih pagi.  Sampai tujuan masih satu jam dari jadwal olimpiade, sehingga ketiganya cukup waktu untuk mempersiapkan mental.  Pak Ugi sebagai pembimbing utama team OSN ini tidak berangkat bersama, melainkan langsung menuju SMP N 1 Curug.